Jumat, 29 Februari 2008


PADA SEBUAH PELATIHAN & WORKSHOP…..


Langit Sukabumi cerah menyambut langkah-langkah kaki menaiki tangga….
Kuhirup dalam-dalam langit indah itu seraya berbisik di hati,
Kita akan berkencan 12 hari….
Kuindrai suasana rombongan dan gelisah bercampur harap sambil
Membisikkan kepada sahabatku ”nikmati dan selami”

Sukabumi jadi saksi proses pengenalan diri ku
Danau di sekitar menambah kekuatan kita meresapi hakekat ku
Kutelanjangi diri sambil mengirimkan berita ke batu karang,
Jujurkah engkau....

Lelaki, perempuan dan waria membaca kisah dalam selembar kertas....
Menyusuri kehidupan, memecahkan dendam dan kerapuhan hati
Menyambut dengan gagah bahwa “selesai sudah masa lalu”
Aku tidak akan pernah kembali.....

Sukabumi lihatlah kami, lelaki, perempuan dan waria
Meninggalkan jejak dan tanda untuk dikenang dan dikuatkan.
Jangan ragu lagi, kita bukan saksi bisu....

Lelaki, perempuan dan waria itu adalah kekuatan baru membongkar epidemi...


July 2006

Kamis, 28 Februari 2008

montor mabur

Montor Mabur

44 menit bengong
Besi terbang’teman kencanku malam ini belum datang
Sendiri dalam 44 menit
Bosen
Hilir mudik roda kotak digerek
Memecah suasana mastrubasiku tentangmu
Sosok tua menatap tak jelas, kosong
Click-clock....
Teman kencanku datang
Nomer 25D
Menuju Yogya…

Bengong berganti harap
44 menit berganti 55 menit pasti akan tiba
Terbayang senyum ibu yang merindukanku
Montor mabur....aku siap berkencan denganmu
Malam ini ....


Kekek’1 mei 2006

kapal sore ini


Kapal sore ini

Kau bawa aku sore ini
Dari satu pulau ke pulau bahasa
Kau bangunkan aku dari khayalaku
Bergoyang hingga kau tumbuk kepalaku
Aku mengintip di pinggi jendela
Air mengintari kau dan aku
Sore masih seperti kemarin, berputar pada gelombang

Kuhampiri diri dengan selangsa peristiwa
Aku sibukkan diri dengan deretan kata
Gelombang makin kuat…
Kapal berpenghuni 55 orang coba dalami
Langit abu-abu buyarkan lamunan
Kudengar dengkuran keras penghuni terujung
Kapal sore ini tetap berlari
Dunia di luar makin beringas

Kupandangi langit abu-abu tak menjawab
Tak terasa daratan sebentar lagi
Kuhirup udara sore ini
Tak berasa gelisah beberapa orang coba dengarkan
Udara pengap baru saja lewat
Aku resapi dengan kehampaan
Menengok teman seperjalanan
“Tak usah aku khawatirkan apa yang terjadi nanti”
Aku tahu, sekarang aku coba redam


Kekek ke tanjung pinang, 18 Maret 2006 dalam kapal sore, 16.25.
“ tidak usah dipikirkan, coba jalani 10 hari ini”

edisi majalah




ATAS NAMA KEJENUHAN CINTA

ATAS NAMA KEJENUHAN CINTA

Penghuni cinta itu aku dan kau targetku
Aku, badai dalam perjalanan panggilanmu
Kau, darah hidup yang beku dan membiru
Gemuruh kilat unjukkan kekuatkan diri

Kali ini sejuta pedas tertuju padamu
Pelangi berwarna berubah garang
Aku jenuh jatuh cinta padamu
Ku buat benteng tekan gelombang

Darahku beku karna waktu
Jenuh cinta bergeser kebencian
Dialog tak mampu temukan jawaban
Darahku telah beku sejak kau tak berucap

Di dalam sini ada sesuatu yang tak kamu tahu
Bukit sunyi katakan tlah usai semua
Aku menyesali kemunafikan ini
Katakan saja, apa bedanya kau dan lelaki lain

Kini saatnya kau bayar semua waktu yang tersita
Kenapa aku harus menjaga norma yang kau ikuti
Dengar, aku ingin bercinta dengan denganmu
Asal kau tahu aku ingin mengambil nafas cintamu

foto 1976, bapak dan aku...

Foto 1976, Bapak dan Aku….


Foto 1976…..
Mengenangmu....
Satu tahun dalam gendongan Bapak
Hangat,erat, aman
Aroma lelaki nanggulan itu tak pudar....

Foto 1976 itu berbicara...
Biarkan aku slalu membuka kembali
Manjaku, dengkuranku dalam belaian Bapak
Menentramkan
Ketulusan lelaki nanggulan yang slalu mengasihiku....

Foto 1976 terbentang kisah...
Tempatkan aku di dekat Bapak
Sederet petuah bijak coba bisikkan
Junjung, Hayati, Jalani
Kejujuran lelaki nanggulan coba ulang kembali

Foto 1976 tegarkan hatiku
30 tahun sudah terapkan nilai
Sejuta terimakasih coba hunjukkan
Naluriku bicara
Keteguhan lelaki nanggulan tak’kan salah

Foto 1976, tajamnya makna hidup
Belahan cinta tak’kan pudar
Cerita tentang Bapak dan Aku
Menantang hidup dengan arti
Kegigihan lelaki nanggulan, menembus jiwa

Foto 1976, kukatakan
Aku rindu Bapak
Bapak yang tak’kan pernah mati
Terus buktikan harap dan doa
Kekuatan lelaki nanggulan, terbukti sudah

Rabu, 27 Februari 2008

Sekali lagi, Berlabuh dalam khayalan....


Sekali lagi, Berlabuh dalam khayalan....

masih kutunggu keajaiban
Kediri kita bertemu
Mengirim cerita cinta pada minggu kedua
keterkurungan perempuan dalam kamar 506
Mengilhami malam, siang dan pagi dalam hitungan hari
Menikmati lelaki marinir dalam setarikan nafas
“Aku diseberang lautan, menunggu keajaiban”

Hari kesepuluh menyadari hadirmu
Menatap kamar dekat kolam doho
Waktu itu masih kurasakan
Berikut satu kali kesempatan
Menyusuri doho akhir cerita
Sekali lagi, kutunggu keajaiban

Ke Doho kita bertemu
Menyusuri sambal tumbang dan pecel khas Kediri
Menyambut berahi yang tenggelaman di antara gang sempit
Sekali lagi, satu kali lagi, Meninggalkan jejak dan harap
Keajaiban tidak muncul, Kini telah dihapus sampai kerak hati
Mencari jawab pertanyaan yang kusimpan dalam sisa

Sekali lagi, berlabuh dalam khayalan
Memandangi foto dan kenangan khas yang tersembunyi
Mencari sisa kemesraan yang mungkin terjadi
Aku mau menawar satu kali lagi,
“Aku mau pergi. Jika mungkin”
Diakhiri sampai disini
Namun khayalan’ku mengatakan
Satu kali lagi, jika ada kesempatan
Telah kusiapkan hati ini untukmu
tapi hanya saat itu saja
september 2007

Ibu


Ibu .…

Cinta Ibu ke Bapak sejarahku menjelma
Mengarungi semesta dalam rahim pelukkan
Mengusik keheningan Ibu dengan manjaku
Ku tak tahan melihat pesona Ibu yang menawan
Sebuah karya lahirlah aku...

Aku mengundang semua mata menatap Ibu
Mengucap doa wujudkan harap tentangku
Semua’kan tersenyum bangga melihat Ibu
Bersama Ibu wujudkan impian Sang Pencipta
Langkah hidup sebuah episode antara Ibu dan aku

Indahnya cinta, kala tangisku menguncang dunia
Terlintas dalam pikirku, saat itu wajah rupawan paduan Ibu, Bapak
Menggoda insan untuk menyapa...
Ajari aku hidup Ibu, maknai dunia
Ibu, kisah ini harus aku ukir

Cobalah Ibu dengar aku bicara
Terlahir dari rahim Ibu, kebanggaanku
Tak akan akhiri hidup tanpa arti
Duniaku tanpamu tak akan berarti
Rengekanku kekuatan cinta Ibu
Kaupilih aku untuk arti cinta Ibu pada Bapak

Dewasaku kini,
Tersimpan cinta setiap saat Ibu butuhkan
Dan hari ini Ibu, Tiba saat ku berjanji
Sinar mata Ibu berganti cahya temarang
Kuingat saat-saat indah bersama Ibu
Ku bahagiakan Ibu sepanjang musim




*** selamat ultah Ibu.....***
23 dec 2001