Minggu, 08 November 2009

Pesona 1000 jendela…hanya 16 tahun lalu….


by Kekek Apriana


Kampus itu dulu dijuluki “kampus 1000 jendela”….. dengan gaya klasik, bercat hijau dan bersahaja.

Hari itu, Agustus tahun 1993 menjadi sejarah pertama kampus menjadi universitas. Perkuliahan diawali dengan kewajiban mengikuti tiga ritual kampus, dua diantaranya kuikuti dengan tepat waktu yaitu; ospek dan P4.
Sedangkan Misa Kampus, tidak aku ikuti karena pilihan bebas.
Apa yang kuingat ya ….. ketika ospek aku jadi mascot dan ketika P4 aku geli karena negaraku terlalu banyak punya filosofi.
Hari-hari yang kusuka dari P4 adalah berkenalan dengan banyak teman beda fakultas. Hingga hari ini aku bisa menyebut lima orang yang berinteraksi baik dan masih kuingat hingga sekarang, sisanya tidak. Dan dua dari lima itu kutemukan di FB

***************************
Tentang dia dan hati kecil berkata

Satu kelas dengan’mu selama 7 hari p4….baru kutahu November 2009.
Akui saja kamu ingat, pantas kamu tahu aku dan terlihat keki ketika aku katakan padamu bahwa aku baru tahu namamu akhir 2008.

dimulai dari parkiran Belakang Kapel ……Semester I, Tingkat I, suatu pagi.........September 1993, 06.48 WIB
Chiitt.....kuparkirkan motorku tepat menghadap ke arah selatan. Kulihat ada mahluk manis berdiri di dekat pohon rindang salah satu pohon koleksi kampus. Entah kenapa aku sulit beranjak dari motor dan memilih menikmati sosok yang asyik membaca buku. Teettt...........sialan bel bunyi dan membuyarkan kosentrasiku. Duh, jam 07.00 tepat. Bergegasku rapikan rambutku dan beranjak dari motor astraku. Hem....dimana anak itu, sudah tidak ada lagi.

Punya teman seperti Estu, sangat menyenangkan. Seperti sekarang, Dia duduk disampingku dan memaparkan pergaulan dunia kampus. Estu memang ramah dan gaul. Kurasa hampir 50% penghuni kampus estu kenal dengan baik, terrmasuk dia.

Keana, kata estu. "Itu yang namanya ……. dan ceweknya! Aku menoleh dan senyum. Aku lupa estu sebut nama atau tidak. Yang jelas aku tidak tahu nama dua orang yang kujuluki kloset dan flash karena seringnya mereka berdua kemana-mana. Tidak ada yang penting dari dia, selain menikmati wajahnya yang manis diantara pepohonan yang rindang di kampus 1000 jendela, menyusuri setapak di lapangan bola kampus dan cara dia membaca lembar kertas yang dia bawa.

Aula kampus siang itu rame sekali dan aku berdiri disamping telp umum menunggu teman selesai dengan lawan bicaranya. Sosok manis itu lewat dan lebih dekat, kali ini tidak jauh hingga aku bisa melihat matanya yang tajam untuk pertama kalinya. Sebagai seorang penikmat, tiba-tiba hati kecilku bicara “ suatu hari nanti, entah kapan, aku pasti bisa memilikimu ”. Selesai hati kecilku berucap, tiba-tiba kamu menoleh kearahku dan glek aku tetap menatapnya dengan misteri. Apakah dia “meng”aminkan” juga?? Hahahha…….GR!! maybe not or maybe yes…..

Hei, kenapa hati kecilku tiba-tiba bersuara untuk dia? Kenapa tidak berlaku untuk lelaki lain di kampus 1000 jendela ini? Kenapa harus dia? Dan kenapa aku ingat? Hati kecil yang aneh….


1995 - 1998
Dunia kampus bukan salah satu tempatku bergaul. Selain karena jurusanku bukan jurusan yang cukup populer dikampus dan aku tidak terlalu pandai bergaul. Aku lebih menyukai dunia LSM dan sejak tahun 1995 keatas tidak pernah lagi aku datang ke kampus kecuali kuliah. Itu’pun banyak terlambat dan benar2 memanfaatkan waktu 30% kehadiran. Kurasa aku adalah mahasiswi favorit para dosen untuk ketidaktertiban.
Dunia konseling hotline, radio, media, ceramah, outreach dan diskusi berbagai issue di LSM jauh lebih seksi ketimbang duduk di kelas.

Tak pernah kujumpa dia atau mendengar khabarnya lagi. Terakhir kudengar fakultasnya pindah ke paingan. Hanya estu yang sepertinya mengikuti perkembangannya, termasuk bahwa dia sudah wisuda dengan angka sempurna. Aku sendiri tidak bergairah untuk tahu dia, entahlah saat itu tidak penting buatku!!! Gerakan mahasiswa demo jauh lebih seru daripada lulus ditahun itu!!

2008 - 2009

Khabar tentang dia kembali kudengar akhir 2008, dari my best brother and my best sister! Hem akhirnya aku tahu namanya (Marben) dan khabar bahwa marben sudah tidak dengan flash or klosetnya! Ajang perkenalan antara Marben dan seorang perempuan yang berujung pada pertemanan membuka peluang untukku. Marben yang angkuh dan sombong karena kecerdasan dan wajahnya!

Hati kecilku tahun 1993 bangkit bicara “ suatu hari nanti, entah kapan, aku pasti bisa memilikimu ” duh kenapa mengangguku? Aku sedang ada cowok sekarang, walaupun dia Kristen tapi dia tidak keberatan pindah katolik pada saatnya nanti!!

Setiap ada waktu, aku selalu berdoa. Doa yang aneh, Tuhan buat dia gabung di face book. Kira-kira Tuhan tahu FB? Entahlah yang jelas, cuma dari dunia maya aku bisa menangkapnya. Group kampusku yang tidak pernah kusentuh akhirnya kusentuh dengan melakukan add kebeberapa teman kampus dulu. Tentu anak kampus yang memudahkan menangkapnya. January belum, February belum dan aku berdoa lagi dengan minta kado ultah bertemen dengannya sebelum aku berulangtahun di bulan April 2009. Heran kenapa aku jadi rajin berdoa?

Kenapa keAna?

Mungkin karena syarat administrasi dia lolos!! Katolik, Jawa, pernah di Jogya, lebih tua dan kerja. Kalo cinta….ah bisa diatur!

Bisa ditebak, komunikasi dengan Pacarku mulai menyebalkan. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa menyebalkan?? Yang jelas aku pengen putus!! Dan kita putus di Agustus 2009!! Maaf ya, tidak bisa polyandri!!


Pulau samosir, April 2009 adalah tempat dimana akhirnya aku menemukan dia sudah bergabung di FB tiga hari lalu. Aku girang sekali karena berarti akan jadi kado Ulangtahun diakhir april 2009 ini.
Aku mencoba mencuri lihat teman-temannya, siapa tahu ada anak kampus yang bisa ku’add sehingga muncul di mutualnya. Sayang tidak satu’pun anak kampus 1000 jendela yang jadi temannya dalam satu minggu. Aku mulai bertanya, ada apa dengan dia? Kenapa dia miskin teman alumninya?

Ketika tugas di Semarang, aku beranikan diri add dia. Adikku sepupu mendorongku untuk melakukannya. Jumat aku add dan minggu sore dia jadi temanku!! Tepat 1 minggu sebelum ultahku. Tidak ada komunikasi, sapaan atau apapun. Bahkan di hari ultahkupun tidak kuperoleh dari dia. Rada aneh memang, disaat semua bilang “happy birthday keana…”

Bukan KeanA kalo tidak …..

Keberanianku muncul kalau terpaksa. Aku seperti berpacu dengan waktu dan kesibukanku ketika melihat profilnya sangat datar. Keherananku bertambah ketika kulihat dia sama sekali miskin teman yang menurutku jumlah alumninya lebih banyak daripada jurusanku.

21 Juny aku beranikan email dia, meminta nomer hpnya dan dia menyanggupinya. Sejak itu komunikasi berubah, walaupun proaktif tentu dari aku. Dia….oh! Beda sekali dari promosi orang2 disekitarku.

Aku mematikan semua pertanyaan-pertanyaan kritisku seperti, tentang bagaimana cowok pendekatan ke cewek. Semua dimulai dari aku. Tapi sungguh itu melelahkan….tapi andrenalinku sudah bicara…..perlu diledakkan

July gagal ketemu karena jadwal tugasku padat, Agustus apalagi, dan September juga. Kami berkomunikasi hanya sms karena aku sayang membuang pulsa untuk hubungan yang belum jelas.

Pertemuan singkat terjadi dan hanya 5 menit. Tidak menyenangkan tapi lumayan bisa melihat mata tahun 1993 itu. Ya kurasa hanya matanya yang paling indah. Dasar perempuan, pertemuan yang sebenarnya tidak tralu okey’pun aku terima!!

Pertemuan pertama terjadi singkat hanya 5 menit! Dan paginya dia batal datang!!


Senin Malam, Ejakulasi saja

Aku berjalan bersamanya menuju ruangku. Sambil berjalan kujelaskan beberapa ruang lingkup kerjaku.
“Ini alat peraga kalau kampanye ” Marben menatap dan seolah paham dunia kerjaku.
“Marben, ini benda yang aku ingin berikan padamu. Satu dari Jepang dan satu dari singapura”

Marben memegang dan bilang terimakasih sambil bertanya apa yang kulakukan di Jepang.

“Ayo antarkan aku ke kost!”
“Bagaimana kalau kita makan dulu?”
Aku menelan ludah. “Diet! Dan kost’ku tidak terima cowok. Hanya rumahku di cibubur bisa terima cowok!”
Kemudian sekuat tenaga kamu menjawab, “bagaimana kalau aku menghantarkanmu ke cibubur dan besok pagi-pagi kita kembali ke Jakarta?”
Aku heran tapi menjawab, okey kalau gitu!

Malam itu, pesona kampus 1000 jendela hadir, lelaki muda berjalan diantara pepohonan yang rindang dan mata indah 16 tahun yang lalu yang pernah kunikmati. Hari itu, sesuatu yang hanya terucap di hati kecilku seolah akan segera bersayap.


“kita keluarkan kasur besar ini diruang tamu. Biasanya yang menginap selalu tidur dengan ini?”
“aku diluar saja keana dengan sofa” bisikmu pelan.
“Kalo gitu aku di sofa juga atau kita keluarkan kasur”

Dia tidak mengangguk lalu aku berkata lagi, “okey kita tidur satu kamar, kasur bawah ini, bisa ditarik.”


Sempat kulirik wajahmu. Aku tidak memahami maksud gerakkan tubuhnya. Tapi gerakkan dan bahasa tubuhnya marben tidak pernah kulupakan.Resahnya dan gelisahnya, membuatku terganggu.

Dari gatal dan gerah. Kucoba untuk memahami apa keinginannya sampai kemudian tanpa pikir panjang aku berkata,
“Well, kamu boleh peluk aku tapi tanpa aku lepas celana pendekku, tanpa penetrasi dan oral seks”

Pesona kampus 1000 jendela berubah menjadi gelora 1000 gairah.
Bertahun-tahun, bermil-mil inikah yang kuharapkan dari hati kecilku.

Memilikimu semalam?
Kita sama-sama sudah dewasa, tapi apakah kita sama satu persepsi dalam gairah ini?
Atau memang begitu’lah kamu.

Entah…..aku nikmati kamu malam ini.

Bukan lagi jarak jauh diantara 1000 jendela, pohon-pohon rindang dan setapak lapangan bolah. Kunikmati kamu di tempat tidurku dan daerah kekuasaanku.
Tidak ada cinta hanya gairah.

“Aku mencoba menikmati seluruh tubuhmu. Bibirmu, dadamu, putting payudaramu, perutmu hingga akhirnya bagian terpenting dari gairah seksual”

pelan kudengar suaramu, “keana, ayo sentuh”“Aku sentuh lambang kelaki-lakian dengan sungguh”
Untuk pertamakalinya aku menyentuh penis dalam waktu lama dan membantunya menemukan dirinya malam ini.

Pertama kalinya aku melakukannya……tidak pernah dengan lelaki lain dan aku belajar!

“Keana, nyalakan lampu, biar kamu tahu.” Aku menyalakan lampuTerpaku dan kupandang sangat lama sambil jemariku membuatnya lebih menemukan dirinya.“dua paha yang bersih dan lambang itu sangat serasi diantaranya.

Hem…. ”“ Keana, saatnya ini, aku harus ke kamar mandi…..ini akan keluar”

Sesaat aku terpesona, itukah ejakulasi….betapa hebatnya peristiwa tadi. Hebat sekali.
Kupandang jemariku, aku sudah bisa membuat ejakulasi seperti yang sebagian besar teman-teman perempuanku bercerita dibangku kuliah, dibangku lsm dan dulu-dulu pacar pertamaku selalu ejakulasi dikamar mandi sambil berjuang sendiri setelah kita ciuman.

“Marben, terimakasih ya. Akhirnya aku bisa lihat ejakulasi”
Marben tersenyum dan berkata “ Aku dikerjain kamu keana…..”
Aku menggeleng tidak…..aku tidak ngerjain kamu. Aku sungguh melakukan ini tadi. Kalau aku tidak mau penetrasi, karena aku hanya mau penetrasi dengan dia yang akan jadi ayah buat anak-anakku.


Pagi hari pukul empat, berkabut kita menuju Jakarta dan didalam perjalanan aku juga tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Satu episode dengan memilikinya dalam satu malam.
Pesona kampus 1000 jendela, pohon-pohon rindang dan sejuk serta jalanan setapak menuju kampus utama…..16 tahun lalu….. berakhir di cibubur.

Ya, kusadari hanya satu episode……..
Marben, sebenarnya aku berharap kamu’lah yang terakhir untukku.

Bukan memilikimu hanya satu episode tapi episode yang Sejati.

Bolehkah aku menawar Tuhan…….?
menjadi episode yang Sejati. Aku dan kamu bisa belajar mencintai.

Biarkan aku menikmati pesona kampus 1000 jendela dengan lelaki bermata indah itu berjalan diantara pepohonan yang rindang dan jalan setapak dilapangan bola…….16 tahun lalu…..